Laman


Design awesome banner
 ads like this one FREE at AdDesigner.com

Rabu, 05 Januari 2011

Biografi 5 Muhaditsin



1.      Imam Al-Bukhari

Al-Bukhari memiliki nama lengkap Abu Abdillah Muhammad Ibn Ismail Ibn Ibrahim ibn al-Mughirah ibn Bardzibah al-Ja'fi al-Bukhari. Dilahirkan pada hari jum'at 13 Syawal 194 H di Bukhara, dan meninggal pada tanggal 30 Ramadhan 256 H pada usia 62 tahun. Ayahnya adalah seorang ulama hadits yang pernah belajar di bawah bimbingan sejumlah tokoh termasyhur saat itu seperti Malik ibn Anas, Hammad ibn Zaid dan Ibn Mubarak.
Di saat usianya belum mencapai sepuluh tahun, Imam al-Bukhari telah memulai belajar hadits, sehingga tidak mengherankan apabila pada usia kurang dari 16 tahun telah berhasil menghafal matan sekaligus rawi dari berbagai buah kitab karangan Ibn Mubarak dan Waqi. Dia adalah seorang ulama besar khususnya dalam bidang hadits yang tidak ada bandingannya. Selama perlawatannya untuk mencari hadits, beliau melanglang buana ke pelbagai daerah, Mesir, Iraq, Khurasan dan Syam. Al-Bukhari berguru lebih dari 1000 guru hadits di antaranya adalah Ali ibn al-Madini, Ahmad bin Hanbal, Yahya bin Ma'in, Muhammad bin Yusuf al-Firyabi, dan Ibn Rahawaih. Ia mendengar lebih dari 100.000 hadits, yang kemudian beliau seleksi untuk dimasukkan dalam kitab shahihnya.
Karena ketekunan, ketelitian, dan kecerdasannya dalam mencari, menyeleksi dan menghafal hadits serta banyak menulis kitab, menjadikan ia cepat dikenal sebagai seorang ahli hadits dan mendapat gelar amir al-mu'minin fi al-hadits. Sehingga banyak ulama yang belajar dan meriwayatkan hadits darinya, di antara yang terkenal adalah Muslim ibn Hajjaj, al-Tirmidzi, al-Nasa'I, Ibn Khuzaimah, dan Ibn Abu Dawud.
Berangkat dari upaya penyeleksian hadits-hadits yang diterimanya yang melibatkan sekian jumlah rawi, menjadikan al-Bukhari menyusun kitab Tarikh al-Ruwah yang cukup monumental, kitab Tarikh al-Kabir. Kitab ini termasuk kitab biografi rawi yang paling awal dan membuat ta'jub para ulama semasa dan sesudahnya. Kitab ini memuat 12.305 biografi rawi yang telah dicetak dan memakai nomor urut yang disusun dengan urutan mu'jam dengan memperhatikan huruf pertama dari nama perawi dan nama bapaknya.
Al-Bukhari memulai pembahasan dengan menyebutkan nama-nama Muhammad, karena mengagungkan nama Nabi Muhammad. al-Bukhari juga mendahulukan nama-nama sahabat dalam setiap perawi tanpa memperhatikan nama ayahnya, sebagaimana dinyatakan sendiri oleh al-Bukhari dalam muqaddimahnya.
Al-Bukhari menyusun kitab biografi rawi-rawi dilandasi kekhawatiran munculnya orang-orang yang meriwayatkan hadits dan isnadnya, namun tidak mengetahui biografinya. Al-Bukhari menyusun 3 buah, salah satunya dibawa Ishaq bin Rahawaih yang membawa kitabnya kepada Ali Abdullah Ibn Thahir seorang amir masa itu yang sangat ta'jub akan tulisan al-Bukhari.
Sebagai sebuah karya biografi awal, banyak ulama hadits yang merujuk kitab ini sebagai bahan acuan. Di antaranya, al-Tsiqat karya Ibn Hibban, kitab al-Jarh wa al-Ta'dil karya Ibnu Abi Hatim al-Razi, dan sebagainya.
Dalam kitabnya, al-Bukhari menggunakan istilah-istilah halus untuk penilaian kualitas negatif, fihi nadharun atau sakatu anhu. Sedang kualitas negatif yang berat yang menjadikan tertolak posisinya, al-Bukhari menggunakan istilah munkarul hadits.
Karya-karya Imam al-Bukhari yang lainnya yaitu : al-Qadhaya al-Shahabah wa al-Tabi'in, Raf'ul yadain fi al-Shalah, Qira'at khalfa al-Imam, Khalq af'al al-Ibad, al-Tafsir al-Kabir, al-Tarikh al-Shagir, al-Tarikh al-Ausath, al-Tarikh al-Kabir, al-Adab al-Mufrad, Birr al-Walidain, al-Dhu'afa, al-Jami al-Kabir, al-Asyribah, al-Hibah, Asami al-Shahabah, al-Wuhdan, al-Mabshut, al-'Ilal, al-Kunya, al-Fawa'id, al-Shahih.
Setelah dilakukan penelitian terhadap hadits-haditsnya, kriteria hadits shahih menurut al-Bukhari adalah dalam hal persambungan sanad ia menekankan adanya informasi positif tentang periwayat bahwa mereka benar-benar bertemu atau minimal satu zaman dan dalam hal sifat atau tingkat keilmuan periwayat ia menekankan adanya kriteria paling tinggi. Dalam menyusun kitabnya ia memakai sistematika kitab shahih dan sunan yaitu dengan memakai istilah kitab dan bab. Secara umum kitab hadits karya imam al-Bukhari adalah kitab hadits yang paling shahih di antara kitab-kitab hadits yang ada sekarang ini, namun demikian tidak menutup kemungkinan adanya kritik terhdapnya.



      2.  Imam Muslim

Nama lengkap Imam Muslim adalah Abu al-Husain Muslim bin al-Hajjaj bin Muslim bin Kausyaz al-Qusyairi al-Naisaburi. Beliau dinisbatkan kepada Naisaburi karena dilahirkan di Naisabur, sebuah kota kecil di Iran bagian timur laut. Beliau juga dinisbatkan kepada nenk moyangnya atau kabilahnya yaitu Qusyair bin Ka'ab bin Rabi'ah bin Sa'sa'ah suatu keluarga bangsawan besar. Ia dilahirkan pada tahun 204 H = 820 M.
Imam Muslim belajar hadits mulai usia kurang lebih 12 tahun yaitu pada tahun 218 H= 833 M. sejak itulah beliau sangatt serius dalam mempelajari dan mencari hadits. Pada masanya beliau terkenal sebagai ulama yang gemar bepergian melawat ke berbagai daerah atau negara untuk mencari hadits. Beliau pernah pergi ke Hijaz, Irak, Syam, Mesir dan tempat-tempat lainnya.
Beliau pernah ke kota Khurasan untuk belajar hadits kepada Yahya bin Yahya dan Ishaq bin Rahawaih dan lain-lain; ke Roy untuk belajar hadits kepada Muhammad bin Mahran, Abu Gassan dan lain-lain; ke Irak untuk belajar hadits kepada Ahmad bin Hanbal, Abdullah bin Maslamah, dan lain-lain; ke Hijaz untuk belajar hadits kepada Sa'id bin Mansur dan Abu Mus'ab; dan pernah ke Mesir untuk belajar hadits kepada Amr bin Sawad, Harmalah bin Yahya dan kepada para ahli lainnya. Ia pun pernah berkali-kali mengunjungi kota Baghdad dan berguru kepada sejumlah ulama hadits senior. Ketika Imam Bukhari datang ke kota ini pun, ia aktif sekali menghadiri majlisnya dan menimba banyak hadits dari al-Bukhari serta mengikuti jejaknya.
Selain yang telah disebutkan di atas, masih banyak lagi guru beliau misalnya Usman dan Abu Bakar, keduanya adalah putra Abu Syaibah, Syaiban bin Farwakh, Abu Kamil al-Juri, Zuhair bin Harb, Amr al-Naqib, Harun bin Sa'id al-Ayli, Qutaibah bin Sa'id, Qatadah bin Sa'id, al-Qa'nabi, Ismail bin Abi Uwais, Muhammad bin al-Musanna, Muhammad bin Yassar, Muhammad bin Rumhi dan lain-lain.
Para ulama pun banyak yang meiwayatkan hadits dari Muslim, bahkan di antaranya terdapat ulama-ulama besar yang sederajat dengannya atau kawan seangkatannya. Para ulama besar yang sederajat dengan beliau dan para hafidz yang banyak berguru kepadanya misalnya Abu Hatim al-Razi, Musa bin Harun, Ahmad bin Salamah, Yahya bin Sa'id, Abu Bakar ibnu Khuzaimah, Abu Awwanah al-Isfiraini, Abu Isa al-Tirmidzi, Abu Amr Ahmad bin al-Mubarak al-Mustamli, Abu al-Abbas Muhammad bin Ishaq bin al-Siraj dan lain-lainnya, jumlahnya sangat banyak.
Di antara sekian banyak muridnya, yang paling menonjol adalah Ibrahim bin Muhammad bin Sufyan, seorang ahli fiqh dan zahid, yang merupakan periwayat utama dalam shahih Muslim. Imam Muslim adalah seorang Muhaddits, hafidz yang terpercaya. Beliau banyak menerima pujian dan pengakuan dari para ulama hadits maupun ulama lainnya. Al-Khatib al-Baghdadi meriwayatkan dengan sanad lengkap, dari Ahmad bin Salamah, katanya:"Saya melihat Abu Zur'ah dan Abu Hatim senantiasa mengistimewakan dan mendahulukan Muslim bin al-Hajjaj di bidang pengetahuan hadits shahih atas guru-guru mereka pada masanya.
Imam Muslim adalah seorang saudagar yang beruntung, ramah dan memiliki reputasi tinggi. Al-Zahabi menjulukinya sebagai Muslim Naisabu. Beliau tidak fanatik dengan pendapatnya sendiri, murah senyum, toleran dan tidak gengsi untuk menerima pendapat atau kebenaran dari orang lain.
Beliau telah berhasil menyusun banyak karya, di antaranya kitab : al-Jami al-Shahih, al-Musnad al-Kabir ala al-Rijal, al-Jami al-Kabir, al-Asma wa al-Kuna, al-Ilal, Auham al-Muahdditsin, al-Tamyin, Man Laisa lahu Illa Rawin Wahid, al-Tabaqat al-Tabi'in, al-Mukhadramin, Awlad al-Sahabah, Intifa' bi Uhub (Julud) al-Siba, al-Aqran, Su'alatihi Ahmad bin Hanbal, al-Afrad wa al-Wihdan, Masyaikh al-Sauri, Masyaikh Syu'bah, Masyaikh Malik, al-Tabaqat, Afrad al-Syamiyin, al-Wuhdan, al-Sahih al-Musnad, Hadits Amr bin Syu'aib, Rijal Urwah, dan al-Tarikh.
Menurut laporan Ibrahim bin Muhammad bin Sufyan, Imam Muslim telah menyusun tiga kitab musnad, yaitu :
1. Musnad yang beliau bacakan kepada masyarakat adalah shahih
2. Musnad yang memuat hadits-hadits, meskipun dari periwayat yang lemah
3. Musnad yang memauat hadits-hadits, meskipun sebagian hadits itu berasal dari periwayat lemah.
Dari karya-karya tersebut sebagiannya ada yang telah dipublikasikan dan sebagiannya lagi masih dalam bentuk manuskrip yang bertebaran di berbagai perpustakaan. Dari segi kualitas, para ulama hadits umumnya menganggap bahwa al-Jami al-Shahih merupakan karya terbaik Imam Muslim.
Akhirnya, pada hari Ahad sore, dalam usia 55 tahun Imam Muslim wafat. Jenazahnya dimakamkan esok harinya, Senin 25 Rajab 261 H= 875 M di kampung Nasr Abad, salah satudaerah di luar Naisabur.

   

3.       Ibn Syihab Al-Zuhri

Nama aslinya adalah Abu Bakr Muhammad bin Muslim bin Ubaidillah bin Abdullah bin Syihab bin Abdullah bin Al-Harits bin Zahrah al-Qurasyi al-Zuhri al-Madiniy. Ia tinggal di Syam, terkadang ia dipanggil al-Zuhri dan terkadang dipanggil Ibn Syihab (dinisbahkan kepada kakek buyutnya). Ia termasuk golongan tabi'in kecil (al-Shighar al-Tabi'in).
Al-Zuhri mendengar hadits dari Anas bin Malik, Sahl bin Sa'ad, Sa'ib bin Yazid, Syabib Abi Jamilah, Abdurrahman bin Azhar, Rabi'ah bin Atad, Mahmud bin al-Rabi, Abu Thufail, dan yang lainnya dari golongan shahabat sebagaimana ia mendengar dari Tabi'in besar. Selain itu orang-orang yang telah meriwayatkan hadits darinya yaitu banyak dari golongan tabi'in kecil dan tabi'in besar, tabi' tabi'in, serta guru-guru mereka. Para ulama bersepakat tentang keahlian dalam bidang haditsnya al-Zuhri, ia mempunyai hafalan hadits yang banyak, dan amanah dalam haditsnya. Persaksian para ahli hadits tentang al-Zuhri sangat beragam, di antaranya Amr bin Dinar yang mengatakan "aku tidak melihat orang yang lebih faham tentang hadits dari pada al-Zuhri." Ibrahim bin Sa'ad bin Ibrahim bin Abdurrahman bin Auf mengatakan "aku bertanya kepada bapakku,"dengan apa kau menilai al-Zuhri ?" ayahku menjawab,"ia (al-Zuhri) selalu mendatangi majlis ilmu dari arah depan dan tidak pernah dari arah belakang, tidak pernah terlewat seorang jama'ah pun baik kalangan remaja, pemuda, orang tua yang tidak bertanya kepada beliau." Al-Laits bin Sa'ad berkata,"aku tidak pernah melihat orang yang paling alim dari pada Ibn Syihab dan tidak ada yang lebih banyak dari dia." Al-Bukhari meriwayatkan dari Ali al-Madini,"al-Zuhri memiliki sekitar 2000 hadits." Ahmad bin al-Farat,"tidak ada yang paling dermawan dalam musnad dibandingkan Imam al-Zuhri."
Imam al-Zuhri diberikan kelebihan dalam hal hafalannya yang kuat sampai al-Bukhari pernah meriwayatkan dalam kitab Tarikhnya bahwa al-Zuhri bisa menghafal al-Qur'an dalam waktu 80 malam. Al-Zuhri berkata,"aku tidak pernah melewatkan hafalanku sedikitpun lalu aku meninggalkannya." Sa'ad bin Ibrahim berkata,"aku tidak pernah melihat seorang pun setelah Rasulullah SAW yang mengumpulkan hadits seperti apa yang telah dikumpulkan oleh al-Zuhri."
Al-Zuhri telah mengumpulkan hafalan haditsnya dalam tulisannya, karangannya sampai akhir masa hidupnya. Shalih bin Kaisan berkata,"aku pernah mencari ilmu dengan al-Zuhri." Ia (al-Zuhri) berkata,"mari kita menulis sunah-sunah, maka kami menulis seluruh yang datang dari Rasulullah SAW, kemudian ia berkata,"mari kita menulis apa yang datang dari Sahabat, maka ia menulis dan kami tidak menulis sampai beres."
Ibn Syihab adalah orang yang pertama menulis hadits dan mengumpulkannya dengan perantara perintah Umar bin Abdul Aziz pada masa kekhalifahannya. Dari seluruh ahli hadits Ibn Syihab lah sorang yang paling bagus dalam hafalan, keilmuan, dan dhabitnya di bandingkan dengan yang lain. Hisyam bin Abdul Malik pernah memintanya untuk menuliskan hadits buat anaknya sebanyak 400 hadits. Setelah beberapa bulan Hisyam menemuinya kembali dengan alasan tulisan hadits yang pernah ia berikan hilang dan meminta Ibn Syihab untuk menuliskannya kembali. Maka Ibn Syihab menuliskan hadits lagi persis seperti susunan hadits yang pertama tanpa terlewatklan satu huruf pun.
Al-Zuhri wafat pada tahun 124 H dan dimakamkan di Syam di sebuah tempat yang bernama Sya'bad.



4.      Umar bin Abdul Aziz

Nama lengkapnya adalah Abu Hafsh Umar bin Abdul Aziz bin Marwan bin al-Hakam bin Abi al-Ash bin Umayyah al-Qurasyi al-Umawiy, ia tergolong tabi'in yang agung, khalilfah yang bijak, pemimpin yang adil, dan seorang alim yang sempurna. Ia dilahirkan di Mesir di daerah Hilwan dan ayahnya it seorang pemimpin di sana, ia lahir pada tahun 61 H. ia telah mulai belajar dan menghafal al-Qur'an sejak kecil, ayahnya mengirimkan dia ke Madinah dengan tujuan untuk mendidiknya, mempelajari agama dan menghafal sunah-sunah. Ia mengikuti kepada Ubaidillah bin Abdullah bin Utbah. Tatkala ayahnya wafat, Abdul Malik bin Marwan memohonnya untuk pindah ke Damaskus dan menikahkannya dengan putri beliau yang bernama Fatimah. Ia menjadi wakil pemimpin kota pada masa kekhalifahan al Walid kemudian dia pergi ke Syam tahun 93 H dan dibaiat menjadi khalifah pada tahun 99 H.
Beliau telah mendengar hadits dari Anas bin Malik, Sa'ib bin Yazid, Yusuf bin Abdullah bin Salam, Khaulah binti Hakim dan yang lainnya dari golongan Shahabat dan Tabi'in seperti Ibnu al-Musayyab, Urwah, Abi Bakr bin Abdurrahman, al-Rabi' bin Sabrah, dan yang lainnya. Sedangkan orang yang telah meriwayatkan hadits darinya kebanyakan dari golongan Tabi'in Abu Salamah bin Abdurrahman, Abu Bakr bin Muhammad bin Ibnu Amr bin Hazm, al-Zuhri, Yahya al-Anshari, Muhammad bin al Mankadar, Humaid al-Thuwail dan yang lainnya.
Para ulama telah sepakat mengenai banyaknya ilmu yang ia miliki, keshalehannya, zuhud, wara, keadilannya, dan kesungguhannya dalam mengikuti sunnah-sunnah Rasulullah SAW dan khulafaur rasyidin. Umar bin Abdul Aziz banyak memperhatikan terhadap hadits-hadits Rasulullah SAW dalam hal hafalan dan pengumpulan sehingga ketika ia menjadi pemimpin, maka ia langsung memerintah para ulama untuk menulis hadits Rasulullah SAW seperti halnya ia telah memerintahkan para ulama untuk duduk berdiskusi mengenai hadits Rasul sehingga tidak ada kekhawatiran hadits Rasul hilang dengan banyaknya para tabi'in yang wafat, dan dia adalah khalifah pertama yang memerintahkan hal itu. Umar bin Abdul Aziz ini termasuk orang yang kuat, hafalannya bagus sebagimana yang telah dipersakasikan oleh para ulama sehingga ia bisa menyamai kelimuan yang dimiliki oleh al-Zuhri. Imam Miujahid berkata,"kami pernah mendatanginya untuk mengajari dia, tapi yang terjadi justeru ia yang mengajari kami, hal ini terus berlangsung sampai ia meninggal pada tahun 101 H.





       5.Al-Raamahurmuzi

Nama lengkapnya adalah al-Hafidz al-Imam al-Bari' Abu Muhammad al-Hasan bin Abdurrahman bin Khalad al-Farisi al-Raamahurmuzi al-Qadhi, ia pemilik kitab "al-Muhaddits al-Faashil Baina al-Raawi wa al-Waa'ii Fii Ulum al-Hadits", ia mendengar hadits dari ayahnya, juga dari Muhammad bin Abdullah al Hadhramiy al Hafidz, al-Qaadhi Abu Hushain al-Waadi'ii, Muhammad bin Hibban al Maaziniy, Ubaid bin Ghanam al-Nakha'I, al-Hasan ibn al-Mutsanna al-'Anbariy, Muhammad bin Utsman bin Abi Syaibah, Yusuf bin Ya'kub al Qaadhi, Musa bin Harun, Abu Sa'id Abdullah bin al-Hasan al-Haraanii, Abu Khalifah al-Jamhii, Ja'far bin Muhammad al Faryaabi, Abdan bin Ahmad al-Ahwaazi, dan orang-orang yang setingkat dengan mereka. Pertama al-Raamahurmuzi mendengar hadits pada tahun 290 H. Sedangkan orang yang meriwayatkan hadits darinya adalah Abu al-Husain Muhammad bin Ahmad al-Shaidaawi dalam kitab Mu'jamnya, al-Hasan bin al-Laits al-Syairaazi al-Hafidz, Abu Bakr Ahmad bin Musa bin Mardiwah, al-Qaadhi Abu Abdullah Ahmad bin Ishaq al-Nahaawandii, dan sejumlah orang dari penduduk Persia. Al-Raamahurmuzi telah meletakkan al-Faashil dari karangannya dan kitab yang semisalnya. Ia termasuk salah satu imam dalam ilmu hadits dan orang yang menulis kitab dalam ilmu hadits, ia sampai menulis kurang lebih 350 karya, adapun Abu al-Qasim bin Mundah menyebutkan dalam kitabnya al-Wafyaat bahwa ia (al-Raamahurmuzi) hidup sampai mendekati tahun 390 H di kota Raamahurmuz, ia memberikan padaku satu hadits.
Telah menghkhabarkan pada kami Umar bin Abdul Mun'im, Abdul Shamad bin Muhammad al-Qaadhi pada tahun 106/107, Ali bin al-Muslim, Husain bin Muhammad al-Khatib, Muhammad bin Ahmad al Ghasaani, al-Hasan bin Abdurrahman al-Raamahurmuz, Ahmad bin Hamad bin Sufyan, Abdullah bin Hafsh al-Baraad, Yahya bin Maimun, Abu al-Asyhab al-'Athaaridii, al-Hasan dari Abi Ayub ra. Berkata, Rasul SAW telah bersabda padaku,"wahai Abu Ayub, aku akan menunjukkan padamu amal yang diridhai Allah Azza wa jalla, berbuat baiklah di antara manusia apabila mereka berbuat kerusakan, cintailah mereka jika mereka saling membenci." Menurutku hadits ini diterima di Baghdad yang juga ditinggalkan oleh al-Daaruqutni dan yang lainnya. Al-Raamahurmuzi wafat pada tahun 190 H , dan imam Abu Dawud telah mengeluarkan dalam kitab sunannya.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar